Senin, 03 Februari 2014

Bisakah Kau Bayangkan Rasanya Jadi Aku?!!

Kamu pernah menjadi bagian hari-hariku. Setiap malam, sebelum tidur, kuhabiskan beberapa menit untuk membaca pesan singkatmu. Tawa kecilmu, kecupan berbentuk tulisan, dan canda kita selalu membuatku tersenyum diam-diam. Perasaan ini sangat dalam, sehingga aku memilih untuk memendam.

Jatuh cinta terjadi karena proses yang cukup panjang, itulah proses yang seharusnya aku lewati secara alamiah dan manusiawi. Proses yang panjang itu ternyata tak terjadi, pertama kali melihatmu; aku tahu suatu saat nanti kita bisa berada di status yang lebih spesial. Aku terlalu penasaran ketika mengetahui kehadiranmu mulai mengisi kekosongan hatiku. Kebahagiaanku mulai hadir ketika kamu menyapaku lebih dulu dalam pesan singkat. Semua begitu bahagia.... dulu.

Aku sudah berharap lebih. Kugantungkan harapanku padamu. Kuberikan sepenuhnya perhatianku untukmu. Sayangnya, semua hal itu seakan tak kaugubris. Kamu di sampingku, tapi getaran yang kuciptakan seakan tak benar-benar kaurasakan. Kamu berada di dekatku, namun segala perhatianku seperti menguap tak berbekas. Apakah kamu benar tidak memikirkan aku? Kamu lebih senang menunggu bukan?. Benarkah kamu memang menunggu? Apalagi yang kautunggu jika kausudah tahu bahwa aku mencintaimu?


Semua telah berakhir. Tanpa ucapan pisah. Tanpa lambaian tangan. Tanpa kaujujur mengenai perasaanmu. Perjuanganku terhenti karena aku merasa tak pantas lagi berada di sisimu. Sudah ada seseorang yang baru, yang nampaknya jauh lebih baik dan sempurna daripada aku. Tentu saja, jika dia tak sempurna—kautak akan memilih dia menjadi satu-satunya bagimu.

Setelah tahu semua itu, apakah kamu pernah menilik sedikit saja perasaanku? Ini semua terasa aneh bagiku. Kita yang dulu sempat dekat, walaupun tak punya status apa-apa, meskipun berada dalam ketidakjelasan, tiba-tiba menjauh tanpa sebab. Setiap hari. Setiap waktu. Aku berusaha meyakini diriku bahwa semua sudah berakhir dan aku tak boleh lagi berharap terlalu jauh.

aku selalu berusaha menganggap semua baik-baik saja. Semua akan berakhir seiring berjalannya waktu. Aku membayangkan perasaanku yang suatu saat nanti pasti akan hilang, aku memimpikan lukaku akan segera kering, dan tak ada lagi hal-hal penyebab aku menangis setiap malam. Namun.... sampai kapan aku harus terus mencoba?

Sementara ini saja, aku tak kuat melihatmu tersenyum karnanya. Sulit bagiku menerima kenyataan bahwa kamu yang begitu kucintai ternyata malah memilih pergi bersama yang lain. Tak mudah meyakinkan diriku sendiri untuk segera melupakanmu kemudian mencari pengganti.


Aku mengingatmu sebagai sosok yang pernah hadir, meskipun tak pernah benar-benar tinggal. Aku tak pernah menjadi sebagai tujuan. Tapi, aku hanya persinggahan, tempatmu meletakan segala kecemasan, lalu pergi tanpa janji untuk pulang.

Semoga kautahu, aku berjuang, setiap hari untuk melupakanmu. Aku memaksa diriku agar membencimu, setiap hari, ketika kulihat kamu bersama kekasih barumu. Aku berusaha keras, setiap hari, menerima kenyataan yang begitu kelam.

Bisakah kaubayangkan rasanya jadi orang yang setiap hari terluka, hanya karena ia tak tahu bagaimana perasaan orang yang mencintainya? Bisakah kaubayangkan rasanya jadi aku yang setiap hari harus melihatmu dengannya?

Bisakah kaubayangkan rasanya jadi seseorang yang setiap hari menahan tangisnya agar tetap terlihat baik-baik saja?

Kamu tak bisa. Tentu saja. Kamu tidak perasa.

by : Dwitasari
Description: http://img1.blogblog.com/img/icon18_email.gif


Senin, 11 November 2013

RAIN

   Saat turun hujan, biasanya Rain akan menikmati derasnya hujan yang jatuh dari langit. Rain juga pasti akan menyantap makanan ringan favoritenya. Ya, Coklat termasuk makanan ringan yang akan membantu mengurangi rasa penat yang sering kali Rain rasakan. Tidak lupa pula dengan novel-novel yang selalu berganti-ganti cover ditiap minggunya. Rain sangat suka akan hujan. Hingga saat ini, Rain masih tetap berpendapat bahwa suara hujan yang jatuh kebumi  adalah salah satu alunan nada yang indah. Dia juga percaya, bahwa hidupnya akan seperti hujan. Karna setelah hujan akan ada banyak warna-warni dilangit teduh membentuk setengah lingkaran dengan indahnya. Ya sebuah pelangi. Mungkin karna alasan ini lah, orang tuanya memberikan nama Rain padanya. Karna setelah banyaknya cobaan dalam hubungan orang tua Rain, mereka diberikan kebahagian oleh tuhan, yaitu seorang putri nan cantik jelita, indah parasnya, dan selalu ceria.

   Namun tidak pada sore ini, aku sengaja mengunjungi Rain karna aku ingin meminjam buku novel koleksinya.  Rain hanya duduk termenung tanpa melakukan apapun seperti yang sering dia lakukan. Bahkan, aku juga melihat mata Rain yang berkaca-kaca, sedangkan sekarang kelopak matanya mulai basah. Tak ada seorang pun yang menemaninya. Terlintas dibenak ku untuk tidak mengganggunya, ingin rasanya ku biarkan Rain seperti ini dulu untuk beberapa menit, karna yang aku tahu Rain adalah salah satu siswa, teman, dan gadis yang sangat ceria. Memang Rain selalu ceria didepan semua orang. Aku ingat sekali, terakhir kali aku melihatnya sendiri dan menangis seperti ini, saat dia telah lelah dengan sebuah penungguan dan penantian dari seorang pria yang memanggilnya “Sayang” namun tanpa adanya sebuah status yang jelas. Rain memang gadis yang tertutup, bahkan pada ku saja sedikit sekali problem yang dia ceritakan. Padahal aku adalah teman dekatnya. Mungkin problem yang dia alami saat ini sangat sulit. Semakin sulit karna dia hanya memendam nya sendiri. Layaknya problem dengan pria brengsek sebelumnya. Aku kira begitu. 

   Namun ku urungkan niat itu. Perlahan aku mulai mendekatinya, mengelus punggunya dan memeluknya dari belakang. Tubuhnya sangat dingin. Tak mungkin bisa ku biarkan dia lebih lama lagi dibelakang sini. Aku pun mengajaknya masuk kedalam, ku tinggalkan Rain sebentar dan membuatkannya secangkir coklat hangat. 
“Ini untuk mu, minum lah dulu, tubuhmu sangat dingin." Aku memberikan secangkir coklat hangat itu padanya. Rain pun meminum coklat hangat itu. 
“Ini lah akibatnya kalau kamu terlalu sering memendam semuanya sendiri. Berbagilah, mungkin bisa mengurangi rasa itu walaupun hanya sedikit. Apakah ini semua karna laki-laki berengsek itu lagi? Jangan gantungkan kebahagiaanmu pada pria yang tidak bisa menghargaimu.!" Aku  mulai kesal saat mengingat laki-laki itu.

   Rain menatap ku sambil tersenyum. Senyum itu lagi, senyum pura-puranya namun terlihat tulus. Mungkin orang lain bisa Rain tipu dengan senyumnya itu, tapi tidak dengan ku. 
“Bukan, ku pikir aku telah sepenuhnya melupakan laki-laki itu.” Rain mulai angkat bicara.
“Lalu? Kalau bukan karenanya, karna apa lagi? Masalah keluarga? Aku rasa tak mungkin.” Aku tahu sekali tentang keluarga Rain, karna kami telah berteman dari kecil. Aku mengenal dekat kedua orang tua Rain. Mereka baik dan tak ada masalah sama sekali didalam keluarga mereka. 
“Maafkan aku, karna aku tak pernah menceritakan dia padamu.”
“Dia? Siapa?”
“Dia yang telah mencuri hati ku, dia juga yang mengalihkan pikiran ku dari laki-laki itu dan sibuk mimikirkannya. Tristan” Jawab Rain.
“Tristan? Bukan kah dia senior kita tahun lalu? Bagaimana bisa.?" Aku masih tak percaya akan ceritanya dan masih terkejut, bagaimana bisa mereka saling mengenal sejauh ini.
“Ntah lah, aku tak tau kapan, tapi kami sudah kenal cukup lama. Dia yang dulu menyapaku dengan kata-kata manis melalui pesan singkatnya. Sejak saat itu, dia mulai memberikan perhatian, perhatian yang seakan-akan membuat aku memang sangat berharga dimatanya dan aku dianggap ada. Kamu pasti tahu bahwa perempuan selalu terharu melihat pria yang mau berjuang untuknya. Begitu juga aku. Pengorbanan kecil nya mampu menyentuh sudut kecil dihatiku. Apalagi aku tak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Hanya Tristan yang benar-benar menunjukkan perjuangannya untuk memdapatkan hati yang telah lelah ini.”
“Lalu? Kenapa kamu harus menangis? Seharusnya kamu bahagia bukan?”
“Ya seharusnya memang begitu. Tapi, saat aku mulai berani membuka hati, menyembuhkan luka lama, luka itu semakin membesar.” Air mata Rain pun semakin deras.
“Apa? Jadi dia menyakitimu? Aku kira dia yang terbaik untuk mu, ku kira dia akan menjaga mu. Tapi ternyata, sama saja! Dimana dia sekarang?!” 
Aku yang tak bisa melihatnya menangis pun mulai naik darah. Sungguh, aku tidak mengerti jalan pikir dari seorang pria. Apa maksud mereka dengan perjuangan mengambil hati perempuan bak sang putri dihatinya, namun saat perempuan telah mempercayai itu semua, mereka hempas begitu saja dengan bulus?! Ya, memang aku juga adalah seorang pria. Tapi, aku tidak akan melakukan hal sekeji itu. Apa lagi pada seorang gadis ceria dan manis yang sekarang berada didepanku sambil menangis karna orang lain.

   Rain menarik lengan ku untuk duduk kembali, seolah dia menginginkan ku untuk mendengarkan ceritanya lebih banyak. Sebanyak yang telah dia pendam sendiri. Seperti dia tak sanggup lagi untuk memendam itu semua.
“Terima kasih Al. Kau teman ku yang sangat peduli. Tapi dia sama sekali tidak bersalah. Aku menangis karna aku takut dia akan melupakan ku, aku takut aku tak mampu memendam rasa rindu ku padanya. Aku takut, kelak aku selalu berfikir negative tentang semua yang dia lakukan disana. Lebih tepatnya aku takut akan waktu dan jarak. Jarak selalu jadi peran antagonis. Dia jahat, dia menyiksa! Dia juga yang kelak akan membuat hubungan ku dengan Tristan tak semulus yang kuharapkan.” Tangis Rain semakin menjadi-jadi.

“Tenang lah Rain, kau hanya perlu berfikir positif. Percayalah padanya, kunci untuk menjalani hubungan seperti ini hanya lah kepercayaan dan saling menjaga kepercayaan itu. Aku yakin kamu bisa.” Aku pun mulai menarik tubuhnya ke pelukkanku. Memeluk dirinya dan memberikan kehangatan, agar dia sedikit lebih tenang. Pelukan yang sering ku berikan padanya sejak kecil saat dia menangis.
“Tapi, bagaimana dengan rindu? Apakah rindu bisa ditahan? Yang aku tau tidak ada rindu yang tidak menyiksa. Rindu pasti menyiksa siapapun yang merasakannya. Termasuk aku. Pasti! Aku ragu untuk meneruskan hubungan ini." Tangis Rain semakin menjadi-jadi. Dadaku mulai terasa panas karna tetesan air matanya.
“Ya, aku tau itu. Maka dari itu kamu harus selalu berdoa, agar kepercayaan dan kesetiaan kalian tidak akan pernah dikalahkan hanya karna jarak dan rindu. Setiap waktu pasti memiliki kejutan yang baru. Jangan takut suatu saat kamu akan bahagia. Tuhan sudah mempersiapkan semuanya.” Untuk beberapa menit Rain masih tetap menangis dipelukanku, sampai akhirnya dia mulai tenang.
   Aku yakin sekarang Rain sudah tenang, aku yakin karna senyumnya dan tawanya itu. Ya walaupun  aku bisa melihat dengan jelas, bahwa dihatinya, dia masih takut akan semua itu. Aku pun juga yakin, esok hari disekolah, tak akan ada yang mengetahui bahwa Rain menangis, atau malah mereka tak pernah percaya bahwa perempuan seperti Rain pernah menangis. Aku sangat takjub dengan ketegaran dan sifat yang dia miliki ini. Mungkin, ini lah salah satu sebab yang menjadikan Rain gadis istimewah dimataku. Ntah lah bagaimana dengan pria lain.


                                                   *Bersambung*
      *Tolong berika komentar, agar pengarang bisa menjadi lebih baik untuk kedepannya :)
      * Berikan juga ThumbsUp, Like atau (y) kalian. Apabila banyak yang menyukai cerita ini, maka pengarang akan meneruskan cerita ini. Terima Kasih sudah berkunjung :)   






Sabtu, 21 September 2013

Bagian Mana yang Memberikan Kebahagiaan?


Setiap abjad yang tersusun dalam kata , terangkai menjadi kalimat
Dan entah mengapa, sosokmu selalu berada disana
Berdiam dalam tulisan yang selalu ku baca dan kudefinisikan
Aku menulis ini bersama rasa sakit yang tidak benar-benar kamu pahami
Berujung pada perasaan yang tidak berhasil kau tebak
Mengertikah kamu, perjuanganku juga butuh kepedulianmu
Entah karna kau terlalu bodoh untuk menilai, atau terlalu egois untuk memaklumi

Kekosongan dan kehampaan sudah berganti-ganti wajah sejak tadi, namun aku, tetap menunggu
Mencoba tidak memperdulikan mereka, tentu saja kau tak merasakan akan apa yang kurasakan
Aku sengaja menyembunyikan perasaan itu, agar kita, tetap seperti ini, seperti yang kau harapkan
Seakan-akan, aku tak pernah peduli, seakan-akan aku tak mau tau, dan seakan-akan pula aku tak memiliki rasa perhatian,
Aku berusaha bertahan, berusaha mempertahan yang seharusnya aku lepaskan
Aku sudah menunggu sangat lama, mengharahap pengertianmu  menderas ke arahku.
Tapi hal ini tak kunjung aku temui, kamu masih begitu dengan omonganmu, dengan tingkahmu yang tak berubah

Apakah kesabaran dan perjuanganku benar-benar tak terlihat dimatamu?
Mengapa hanya diam dan bisu mu yang kudapati dihari-hari saat kita bertemu?
Aku juga tak paham lagi, pantaskan perasaan ini akan terus aku perjuangkan?
Pantaskah sosokmu slalu ku pertahankan?
Jika yang kudapatkan hanyalah pengabaian, ketidak pedulian, dan kebohongan.
Bagian manakah yang bisa memberikan kebahagiaan ?
Semakin sering aku melihatmu, ketakutan ku disini semakin menebal
Kamu tak pernah peduli betapa sakit ku, perihku, dan sedihku
Tentu saja, kau tak akan pernah melihatnya, sejauh yang aku tahu, kamu tidak pernah peka,
Ahhh, entah mengapa akhir-akhir ini sepiiiiiii sekali
Aku tau, sekarang kamu pasti sedang menyembuhkan luka, luka lama dengan kenangan indah mu yang dulu bersamanya.
Aku pun juga begitu, tak ingin menyentuh banyang-bayang mu yang semakin nyata dihadapanku
Tak ingin mereka-reka senyum dan tawa mu yang tetap indah dan terlihat sempurna dimataku,
Aku malah sering bermain dengan sepi
Sulit untuk dipungkiri
Dan diantara tugas-tugas yang membuatku pegal diantara kertas-kertas yang masih berserakkan , aku masih mengharapkanmu.

(*Kumpulan beberapa kalimat-paragraft dari beberapa musikalisasi puisi

Rabu, 07 Agustus 2013

Cuap-cuap Pemilik Blog


Hello every body!!! 
*grogi* *gak tau harus ngepost apa* *tutup blog* *loguot*
Alah... Apa ini.
*pasang wajah jutek* (lebih tepatnya tampang peak) -___-



okay guys, its my frist time to post something in here.
Biasanya sih di blog-blog para blogger yang lain, post-an pertama yang mereka post itu berisi biodata mereka. Biodata dalam bentuk paragraf.
Dikarnakan gue blogger baru (junior), post-an pertama gue ini pun akan berisi tentang gue.
Hello, let's me introduce my self,
Nama gue Indah Mayang Sari, gue punya banyak nama kecil, seperti Indah, Mayang, MS, IndahMS dan masih banyak lagi yang lain (maklum, gue selebritis yang gak pernah masuk TV) Masuk TV? Ah sudahlah.

Gue sama seperti gadis-gadis lainnya diluar sana. Gue juga masih Labil, tak tau kenapa. Tapi yang jelas, Iam just an ordinary girl that will raise to the best. Amiin. Umur gue sekarang 16 years old, iya gue masih dibawah umur. 21 December tahun 2013 ini, barulah gue sweet seventeen. Kota kelahiran gue di Bangko, Jambi (bukan Bangkok ibu kota Thailand ya).

Gue punya banyak hobi. Iya hobi, cuma sekedar menyukai, tidak untuk didalami. Contohnya, olahraga Shorinji Kempo, Badminton, Main Playstation, Mobil remote, listen music, baca novel, komik, Traveling, Hang out bareng teman, keluarga, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Oh ya, gue lupa, tanggal 3 Juli 2013 besok gue sah jadi anak kelas 12 (senior guys). Gue bersekolah disalah satu SMA Negeri di Kota Jambi, Sekolah gue yaitu SMA Negeri 10 Kota Jambi (@Xpultura_Jbi). Gue jurusan IPA, sebenarnya jurusan ini bukan pilihan gue. Tapi ini pilahan orang tua dan guru-guru gue lainnya. Yah, gue berusaha untuk menjalani ini semua, dan alhamdulillah gue berhasil.

Selama hidup gue (kira-kira berumur 4-sekarang) gue punya banyak cita-cita dan impian yang pasti akan berubah-berubah (kan udah gue bilang, gue labil). FYI nih ya, katanya sih, semakin tinggi IQ seseorang, maka semakin banyak pula cita-cita dan mimpi-mimpi yang mereka miliki (gak tau deh, gue termasuk ber-IQ tinggi atau ngak). Contoh dari cita-cita gue, yaitu Dokter. Semakin banyak gue melihat dan mendengar banyaknya akan MALPRAKTEK yang dilakukan dokter, membuat gue takut buat terus maju di cita-cita ini (Nyali gue ciut guys). Cita-cita lainnya, yaitu menjadi Pegawai DiKantor Pajak, dengar-dengar nih ya, kerja disana gajinya gede' guys. Tapi setelah banyaknya berita akan korupsi dikantor sana, gue jadi takut. Kalau-kalau suatu saat gue khilaf, trus gue ikutan Korupsi juga (gue manusia juga loh). Dan saat ini, Cita-cita gue sudah beda lagi (gak tau udah berapa kali gue ganti cita-cita), sekarang gue pengen jadi PSYKOLOG. Dokter kejiwaan gitu kali ya? (Pengetahuan gue tentang cita-cita gue yang satu ini masih nihil). Tapi gue pengen banget jadi psykolog ini. Amiiin
Oh ya. Gue mau ngucapi buat semua orang yang selalu ada buat gue. Gue gak bakalan bertahan didunia ini, dan ngejalani dunia yang kejam ini tanpa kalian semua. My Family and My Sobat. I love you so much :*{}

Kenapa dari tadi gue gak ada ungkit-ungkit tentang nama seorang laki-laki? Yah karna sekarang gue SINGLE, udah 3 bulan gue single. Yah sudah lah, jalani aja dunia yang kejam ini dengan FUN.
Kenapa gue ngeblog? Gue rasa blog adalah salah satu media yang bisa gue jadiin tempat curhat. Kenapa tidak menulis Diary? Karna gue malas nulis. Gue orangnya sulit buat terbuka, gue sulit buat curhat, tapi sekali gue curhat, mungkin gue gak tau harus berenti dimana, sangking terlalu banyak yang dipendam. Tapi ingat loh, Tidak semua yang gue tulis itu gue, dan tidak semua yang lo baca itu lo!!! Karna diblog ini tidak cuma gue isi tentang curahan gue. Mungkin suatu saat nanti ada malaikat lewat yang memberikan gue semangat buat bikin karya-karya lain. Amiiin
Gue udah terlalu panjang cuap-cuap di post-an pertama gue ini. So gue rasa cukup sampai disini dulu ya perkenalan kita. Dan wait for the next my post. Bye bye :) :) :) :)